Ads

Kamis, 02 Juni 2016

Pusaka Pulau Es Jilid 33

Ia meloncat dari dalam taman itu ke atas sebatang pohon ketika melihat ada dua orang peronda berjalan menghampiri tempat ia bersembunyi. Ia berada di atas pohon, siap bertindak kalau sampai ketahuan. Dan ia mendengarkan mereka bercakap-cakap.

“Menjemukan sekali, malam-malam gelap begini harus meronda. Biasanya kita hanya berjaga di gardu dan dapat terlindung dari cuaca yang amat dingin, membuat api unggun yang hangat.”

“Ah, ini semua gara-gara pemuda yang bandel itu. Kabarnya dia berkepandaian tinggi dan dibujuk untuk membantu Ji Wan-gwe dia tidak mau. Heran aku mengapa ada orang tidak mau bekerja kepada Ji Wan-gwe yang kaya raya dan royal.”

“Ketika hendak menangkapnya pun susah bukan main. Kabarnya dari teman-teman yang melihatnya, setelah ketiga locianpwe dikerahkan untuk membantu Kongcu, barulah dia dapat ditawan. Kongcu sendiri kewalahan menghadapi pemuda ini.”

“Hebat. Sayang kalau pemuda lihai macam itu akhirnya mesti mati karena tidak mau terbujuk.”

Percakapan itu cukup bagi Cu In. Tubuhnya melayang turun dan sekali dua tangannya menyambar, dua orang peronda itu sudah roboh tanpa dapat berteriak, roboh tertotok tidak mampu bergerak maupun bersuara. Ang Hwa Nio-nio memang memiliki keistimewaan dalam ilmu menotok sehingga ilmunya itu disebut Tok-ciang (Tangan Beracun) karena sekali totok saja mampu mencabut nyawa orang. Cu In juga menguasai ilmu ini dan dua orang yang ditotoknya itu sama sekali tidak mampu berkutik. Akan tetapi dara bercadar ini tidak membunuh mereka.

Cu In melolos pakaian hitam seorang di antara mereka dan mengenakan pakaian itu menutupi pakaiannya sendiri yang serba putih. Kemudian ia berkata kepada orang kedua.

“Cepat lakukan perondaan sampai ke tempat tahanan itu. Awas, sekali saja engkau berteriak nyawamu akan melayang.”

Setelah berkata demikian dia membebaskan orang kedua dari totokan, lalu memaksanya berjalan di depan sebagai penunjuk jalan. Ia berjalan di belakangnya sambil menyembunyikan mukanya yang bercadar.

Peronda itu ketakutan setengah mati. Dia maklum bahwa orang yang kini berada di belakangnya itu tidak hanya menggertak kosong belaka. Kalau dia berteriak, tentu dia akan tewas. Dia pun tidak tahu bagaimana nasib temannya yang ditinggalkan dibelakang semak dalam keadaan tidak bergerak seperti sudah menjadi mayat.

“Bawa aku ke tempat tahanan dan berbuatlah seolah-olah engkau melakukan ronda.” desis suara Cu In di dekat telinga peronda itu.

Peronda itu hanya mengangguk, membawa lampu teng dan memukul kentungannya, melangkah menuju ke bagian belakang rumah besar Ji Wangwe. Segera dua orang penjaga yang berada di luar tempat tahanan menghadap mereka.

“Kenapa engkau sampai di tempat ini?” tanya seorang diantara dua orang penjaga itu.

Pemuda yang sudah mendapat pesan dari Cu In berkata dengan suara ketakutan.
“Ah, tolonglah.... tadi aku melihat banyak bayangan orang disana. Aku khawatir akan datang serangan musuh!”






Mendengar ini, dua orang itu masuk ke dalam dan memberitahu kepada kawan-kawannya di sana. Empat orang lain keluar dan kini enam orang itu bertanya,

“Di mana bayangan-bayangan itu?”

“Di sana....!”

Peronda itu menudingkan telunjuknya ke arah taman, sedangkan Cu In bersembunyi di balik tubuh peronda sehingga mukanya tidak nampak.

“Mari kita periksa!” kata seorang di antara enam penjaga itu dan mereka segera berlarian dengan golok di tangan memasuki taman.

Melihat ini, Cu In segera menotok peronda itu sehingga roboh tak mampu berkutik lagi. Ia pun cepat menyelinap melalui pintu dari mana enam orang penjaga tadi keluar. Ternyata di sebelah dalam masih terdapat tujuh orang penjaga lagi. Mereka sedang bermain kartu dan melihat bayangan memasuki tempat mereka berjaga, tujuh orang itu serentak bangkit. Melihat bahwa yang masuk adalah seorang yang menutupi tubuhnya dengan pakaian hitam dan mukanya bercadar semua menjadi kaget dan menyambar golok mereka.

“Siapa engkau?” bentak seorang kepala jaga.

Akan tetapi Cu In tidak memberi kesempatan kepada mereka. Sabuk sutera putihnya menyambar-nyambar dengan totokan yang jitu sehingga tujuh orang itu roboh malang melintang dalam keadaan tertotok. Dengan cepat ia dapat menemukan serangkai kunci di atas meja, dan ia segera berlari masuk. Dari jeruji baja ia dapat melihat Keng Han yang duduk bersila dengan kaki terikat rantai.

“Keng Han....” bisiknya.

Keng Han membuka matanya dan segera dia mengenal orang bercadar itu.
“Cu In....!” bisiknya kembali.

Cu In bekerja cepat. Sebuah kunci membuka pintu tahanan yang berat itu, kemudian dengan sebuah kunci lain ia membuka rantai mengikat kaki Keng Han.

“Cu In, terima kasih.” kata Keng Han girang dan juga terharu.

Lagi-lagi gadis bercadar ini yang menolongnya. Ketika dia ditawan Kwi-kiam-pang, gadis ini pula yang menyelamatkannya. Ketika dia hendak dibunuh Bi-kiam Nio-cu, Cu In pula yang mencegahnya.

“Ssttt, kita harus cepat pergi dari sini sebelum mereka semua datang!” kata Cu In yang segera melompat keluar dari situ, diikuti oleh Keng Han.

Baru saja mereka tiba di luar, enam orang penjaga yang tadi memeriksa dalam taman, sudah kembali dan melihat bahwa tawanan mereka lolos, mereka terkejut sekali dan menggunakan golok mereka untuk menyerang Keng Han dan Cu In. Ada pula yang berteriak-teriak minta tolong sehingga ributlah keadaan di tempat itu.

“Cepat robohkan mereka dan lari!” kata pula Cu In kepada Keng Han.

Ia sendiri telah merobohkan tiga orang penjaga. Keng Han juga lalu menggunakan tenaganya, menampar ke sana sini dan tiga orang penjaga dapat dia robohkan dalam waktu singkat. Pada saat itu, nampak orang-orang berdatangan dengan obor di tangan.

“Cepat lari!” kata Cu In pula.

Keng Han mengikuti Cu In melarikan diri, memasuki taman dan keluar dari pagar tembok taman itu. Orang-orang yang mengejar mereka, Gulam Sang dan para datuk, tidak menemukan jejak mereka berdua. Ketika mendapat kenyataan bahwa tawanan telah lolos, Gulam Sang menjadi marah sekali dan dia menampari para penjaga. Sialan sekali para penjaga. Baru saja ditotok roboh oleh dua orang itu, kini ditampar oleh Gulam Sang sampai pipi mereka bengkak-bengkak.

Mereka segera memberi laporan kepada Pangeran Tao Seng. Sang pangeran mengerutkan alisnya dan dia berkata,

“Kalau begitu, rencana kita harus dipercepat pelaksanaannya. Sam-wi Locianpwe harap melaksanakan pembunuhan terhadap kaisar itu selambat-lambatnya besok pagi. Aku khawatir dengan lolosnya Keng Han rencana kita akan menjadi kacau. Gulam Sang, malam ini juga engkau harus menghubungi Pek-lian-kauw dan Pat-kwa-pai, juga kerahkan murid-murld Bu-tong-pai untuk bersiap-siap di luar kota raja. Dan Sam-wi Locianpwe, harap membawa orang-orang yang dapat diandalkan untuk pekerjaan membunuh Kaisar, dan mereka harus orang-orang berani mati yang sudah disumpah untuk mengakui sebagai orang thian-li-pang kalau sampai tertangkap hidup-hidup, sesuai dengan rencana kita semula.”

Setelah mengatur semuanya, Pangeran Tao Seng memberi keterangan yang lebih jelas kepada tiga orang datuk sesat yang bertugas membunuh kaisar itu.

“Seperti biasa, sesudah persidangan, Kaisar akan pergi ke taman sambil membawa laporan-laporan untuk dipelajari. Nah, saat itulah yang terbaik untuk turun tangan. Semua menteri dan panglima sudah meninggalkan sidang, pulang ke rumah masing-masing dan keadaan di istana dalam suasana tenang dan tentram. Para pengawal tentu tidak akan ada yang menduga bahwa akan terjadi penyerangan. Dan untuk menyelundupkan kalian ke dalam istana, sudah kuserahkan kepada Ciu-ciangkun yang akan mengaturnya. Kalian akan diberi pakaian sebagai pengawal-pengawal istana dan dapat masuk ke dalam istana dengan leluasa. Nah, bersiaplah kalian semua. Untuk menjaga jangan sampai Keng Han bertindak terhadap diriku, aku akan mengungsi di luar kota raja, di dusun yang telah kalian ketahui sebagai tempat peristirahatanku. Mengerti semua?”

Setelah semua mengerti dan siap, mereka bubaran. Pangeran Tao Seng atau Hartawan Ji bersama adiknya, Pangeran Tao San, keluar dari rumah, bahkan keluar dari kota raja menunggang kereta menuju ke dusun di sebelah utara kota raja. Gulam Sang pergi pula untuk mempersiapkan pasukan, dan tiga orang locianpwe bersama selosin anak buah pergi menemui Ciu-ciangkun untuk diselundupkan pagi hari itu ke dalam istana!

Gulam Sang sendiri mendapat perintah istimewa dari Pangeran Tao Seng untuk membawa teman dan pergi melakukan pembunuhan terhadap Pangeran Mahkota Tao Kuang, sesudah dia mengumpulkan pasukan di luar kota raja yang siap untuk memasuki kota raja dan menyerbu istana, apabila saatnya telah tiba.

Menurut rencana Pangeran Tao Seng, apabila usaha membunuh Kaisar telah berhasil, dan juga usaha membunuh Pangeran Mahkota berhasil, dia sendiri akan menyerbu ke dalam istana, menggunakan pasukan Panglima Ciu yang sudah dapat dihasutnya dengan janji pangkat besar, dibantu oleh orang-orang Pek-lian-pai dan Pat-kwa-pai. Adaikata rencana itu gagal, mereka akan menimpakan kesalahan pemberontakan itu kepada Thian-li-pang!

**** 33 ****









OBJEK WISATA MANCA NEGARA

 Panorama Alam Georgia
Panorama Alam Georgia
 Kebun Raya Singapura
Kebun Raya Singapura
 Pagoda Shwedagon Yangon, Myanmar
Pagoda Shwedagon Yangon, Myanmar
 Dataran Guci Xiangkhouang, Laos
Dataran Guci Xiangkhoung, Laos
 Danau Iskanderkul Tajikistan
Danau Iskanderkul Tajikistan
 Piramida Giza Mesir
Piramida Giza Mesir
 Ngarai Sungai Ikan Namibia, Afrika
Ngarai Sungai Ikan Namibia, Afrika
 Taman Nasional Ala Archa Kirgistan
Taman Nasional Ala Archa Kirgistan
 Selat Drake Antartika Amerika
Selat Drake Antartika Amerika
 Istana Kekaisaran Tokyo
Istana Kekaisaran Tokyo
 Jembatan Gerbang Emas
Jembatan Gerbang Emas - Amerika
 Air Terjun Niagara
Air Terjun Niagara Prancis
 Grand Canyon
Grand Canyon Amerika
 Pasar Terbesar di Bangkok
Pasar Terbesar di Bangkok
 Taman Nasional Yellowstone
Taman Nasional Yellowstone - Amerika
Burj Khalifa - Dubai
Budj Khalifa Dubai
 Taj Mahal
Taj Mahal India
 Musium Amir Temur Uzbekistan
Musium Amir Temur Uzbekista
 Blackpool - Amerika
Blackpool Irlandia
 Taman Nasional Blue Mountain - Sydney
Taman Nasional Blue Mountain Sydney
 Jembatan Baja Terbesar di Australia
Jembatan Baja Terbesar di Australia
 Taman Nasional Kakadu Australia
Taman Nasional Kakadu Australia
 Danau Baikal Rusia
Danau Baikal Rusia
 Biara Meteora Yunani
Biara Meteora Yunani
 Pantai Bondi Australia
Pantai Bondi Australia
 Menara Eiffel Prancis
Menara Eiffel Prancis
 Musium Van Gogh Belanda
Musium Van Gogh Belanda
 Gedung Opera Sydney
Gedung Opera Sydney
 Gunung Meja Afrika
Gunung Meja Afrika
 Menara Kembar Petronas Malaysia
Menara Kembar Petronas Malaysia

===============================
 Panorama Alam Georgia

 Kebun Raya Singapura

 Pagoda Shwedagon Yangon, Myanmar